Smelter Tembaga Tsingshan-Freeport Bisa Bernilai Rp 35 T

Smelter Tembaga Tsingshan-Freeport Bisa Bernilai Rp 35 T

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia - Perusahaan asal ChinaTsingshan Groupsedang melakukan pendekatan ke PT...

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan asal China, Tsingshan Group, sedang melakukan pendekatan ke PT Freeport Indonesia untuk membangun smelter tembaga baru di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Tak tanggung-tanggung, Tsingshan dikabarkan mau membiayai 92,5% dari total nilai proyek dan Freeport hanya 7,5%.


Deputi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto menyebut kisaran investasi proyek smelter baru tersebut yaitu sekitar US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 35 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per US$). Adapun kapasitas smelter ini yaitu mengolah 2,4 juta ton konsentrat tembaga (input).

"Angkanya sekitar US$ 2,5 miliar dan 92,5% akan dibiayai dari Tsingshan," tutur Seto dalam konferensi pers pada Jumat (05/02/2021).

Lebih lanjut Seto mengatakan pemerintah ingin agar produk turunan dari smelter konsentrat tembaga ini juga bisa dibangun di sana.

"Jadi gini, ada tiga komoditas yang kami miliki, jumlahnya signifikan yang ke depan akan berperan strategis dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT)," jelasnya.

Tiga komoditas yang dimaksud yakni nikel untuk pembuatan lithium baterai. Lalu, tembaga dan bauksit, di mana dua komoditas ini juga penting untuk pengembangan baterai.

"Misalnya di electric vehicle (EV), kandungan copperÂ(tembaga) bisa empat kali lebih tinggi dari mobil biasa," tuturnya.

Dia menyebut negosiasi di antara kedua belah pihak saat ini sedang berjalan dan ditargetkan pada akhir Maret 2021 sudah ada keputusan.

"Rencana pembangunan smelter copper (tembaga) dengan Tsingshan targetnya akhir Maret conclude (diputuskan)," tutur Seto dalam Konferensi Pers pada Jumat (05/02/2021).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan apakah Freeport akan bekerja sama dengan perusahaan lain atau bekerja sendiri karena hal itu diperbolehkan.

"Rencana kerja sama dengan perusahaan lain memang dibuka karena yang diatur itu yaitu PT Freeport wajib membangun smelter baru dan boleh membangunnya sendiri, boleh juga bekerja sama, namun wajib membangun smelter baru," ungkapnya saat konferensi pers secara virtual, Jumat (15/01/2021).


[Gambas:Video CNBC]

(wia)