Hubungan RI-Malaysia Erat, Jokowi: PM Muhyiddin Bisa Telepon Kapan Pun

Hubungan RI-Malaysia Erat, Jokowi: PM Muhyiddin Bisa Telepon Kapan Pun

Terbaiknews - JakartaIDN Times -Sorot mata Presiden Joko "Jokowi" Widodo terlihat antusias ketika melihat...

Jakarta, IDN Times -Sorot mata Presiden Joko "Jokowi" Widodo terlihat antusias ketika melihat Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menjejakkan kaki di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/2/2021). Muhyddin menjadi pemimpin negara pertama yang berkunjung ke Indonesia pada 2021, di tengah pandemik COVID-19 masih mengganas.

Selain itu, ini juga menjadi kunjungan kenegaraan pertama bagi Muhyiddin usai terpilih sebagai PM Malaysia pada Maret 2020.

"Merupakan kehormatan bagi Indonesia menerima kedatangan PM Muhyiddin dan rombongan. Indonesia dan Malaysia adalah negara tetangga dekat dan serumpun. Malaysia juga adalah salah satu mitra penting bagi Indonesia di bidang perdagangan, investasi, pariwisata dan sosial budaya," ujar Jokowi ketika memberikan keterangan pers bersama di Istana Merdeka.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyebut akan terus meningkatkan hubungan baik kedua negara di semua tingkatan. Bahkan, Jokowi meminta kepada Muhyiddin agar tak sungkan meneleponnya apabila menemukan masalah menyangkut bilateral.

"Tadi, saya juga sudah menyampaikan kepada PM Muhyiddin, bila ada masalah-masalah kecil, sedang, kita bisa telepon jam berapa pun," katanya lagi.

Sementara, pernyataan positif itu disambut baik oleh Muhyiddin dengan menyampaikan keinginan menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan Asia Tenggara. Kapan kemitraan itu bisa terealisasi?

1. Malaysia ingin meningkatkan hubungan di bidang ekonomi, perdagangan dan ketenagakerjaan

Hubungan RI-Malaysia Erat, Jokowi: PM Muhyiddin Bisa Telepon Kapan PunPresiden Joko Widodo memberikan keterangan pers bersama PM Muhyiddin Yassin (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Kepresidenan)

PM Muhyiddin mengatakan Malaysia ingin meningkatkan kemitraan strategis dengan Indonesia di berbagai bidang, khususnya ekonomi, perdagangan dan ketenagakerjaan. Keputusan ini, kata dia, mencerminkan tekad dari dua pemimpin negara untuk mencapai kesejahteraan bersama.

"Terkait dengan hal itu kami telah memberi mandat kepada dua menteri luar negeri untuk mengenal bidang-bidang strategis yang akan diutamakan," ujar Muhyiddin.

Ia mengatakan pertemuan dengan Jokowi adalah sesuatu yang bersejarah. Sebab, ia memperoleh lampu hijau dapat berkomunikasi kapan pun dengan mantan Wali Kota Solo itu jika terjadi masalah yang menyangkut hubungan kedua negara.

"Jadi, saya ucapkan terima kasih atas kesediaan itu, dan kami doakan hubungan antara Malaysia dan Indonesia terus kekal abadi untuk kebaikan kita bersama," tutur dia.

2. Malaysia tiru langkah Indonesia ajukan gugatan ke WTO soal perlakuan diskriminasi kelapa sawit

Hubungan RI-Malaysia Erat, Jokowi: PM Muhyiddin Bisa Telepon Kapan PunIlustrasi Perkebunan Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Hal penting lainnya yang disampaikan PM Muhyiddin yaitu Negeri Jiran akan meniru langkah Indonesia dengan menggugat Uni Eropa ke badan perdagangan dunia (WTO). Gugatan itu terkait dengan kampanye negatif dan perlakuan diskriminatif atas produk kelapa sawit.

Malaysia mengajukan gugatan ke WTO pada 15 Januari 2021. Sedangkan, Indonesia sudah mengajukan gugatan serupa pada Desember 2019.

"Malaysia akan terus bekerja sama dengan pihak Indonesia dalam isu diskriminasi minyak sawit terutama usai membentuk Council of Palm Oil Producing Countries (CPOC)," ujar Muhyiddin.

Lembaga itu dibentuk pada 2016 dan kantor sekretariatnya berada di Jakarta. Dalam keterangan tertulis Kementerian Perindustrian pada 2016, tertulis Malaysia dan Indonesia serius untuk mendorong pengembangan industri olahan kelapa sawit yang mampu meningkatkan nilai tambah produk dan ramah lingkungan.

3. Jokowi menjamu Muhyiddin dengan rendang

Hubungan RI-Malaysia Erat, Jokowi: PM Muhyiddin Bisa Telepon Kapan PunANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Sementara, Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, mengatakan meski kunjungan Muhyiddin kurang dari 24 jam di Indonesia, tetapi pihak Istana tetap memberikan jamuan makan siang. Ia mengatakan ada penyesuaian prosedur dalam jamuan tersebut karena COVID-19 masih ada di Indonesia.

Ia mengatakan salah satu menu yang disiapkan sesuai dengan permintaan dalam sajian makan siang adalah rendang.

"Semua yang ikut dalam santap siang tidak ada yang melayani. Semua sudah tersaji di meja makan, semua sudah disterilisasi. Garpu, sendok, piring sudah disiapkan di tempat pemanas, nanti diambil sendiri," ungkap Heru.

Dari sudut pandang epidemiologi, makan bersama sering dianggap salah satu faktor yang menyebabkan penularan virus corona meluas. Kekhawatiran ini dinilai beralasan sebab Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo terpapar COVID-19 dari aktivitas makan bersama.

Akan tetapi, epidemiolog dari Universitas Griffith, Brisbane, Australia, Dicky Budiman, mengatakan jamuan kenegaraan bisa saja relatif aman bila tetap dilakukan di dalam koridor protokol.

"Jadi, sebelumnya sudah dilakukan tes swab PCR, tetap jaga jarak biasanya itu relatif aman. Meskipun tetap ada risiko (tertular)," kata Dicky kepada IDN Times, Jumat (5/2/2021).