Provinsiku Istimewa: Merantau ke Sumatera Selatan

Provinsiku Istimewa: Merantau ke Sumatera Selatan

Terbaiknews - Bulet besak panjang mak lengan. Kejel-kejel rasonyo marem. Masok ke mulut matonyo mejem. Mertuo...

Bulet besak panjang mak lengan. Kejel-kejel rasonyo marem. Masok ke mulut matonyo mejem. Mertuo lewat masih di telen.

Kejel keras sudah biaso, asak bae iwaknyo teraso. Digoreng pake minyak kelapo, jadi nambah lemak rasonyo.

Pempek lenjer oi pempek lenjer, siapoÂnyingok pastilah ngiler. PempekÂlenjer oi pempek lenjer, makanÂsikok pacak kelenger

Mangcek bicek janganlah lupo ngawak balek oleh-olehnyo. Pempek lenjer samo cukonyo kito makan besamo-samo

Ada yang tahu itu lirik lagu dari mana? Atau malah belum tahu itu lirik lagu? Yang pasti jawaban pertama Anda adalah itu lagu dari Palembang, karena ada kata pempeknya hehehe dan itu juga jawaban saya waktu pertama kali dengar lagu itu dinyanyikan dalam upacara tujuh bslas Agustus atau hari merdeka di salah satu kompleks sekolah swasta di kota Palembang. Tapi saya koreksi sedikit ya, sebenarnya itu adalah jenis lagu darah dari provinsi Sumatera Selatan yang ibu kotanya adalah Palembang.Â

Palembang dikenal luas masyarakat Indonesia karena makanan khasnya yaitu pempek. Makanan yang terbuat dari ikan giling yang dicampur tepung sagu dan bumbu utama bawang putih, lada serta garam dapat diolah menjadi beberapa varian pempek antara lain pempek lenjer, adaan, kapal selam, telur kecil, kulit, tahu, lenggang, otak-otak dan aneka kudapan seperti lagsan, burgo, tekwan dan model.Â

Jangan ditanya rasanya, pasti enak itulah jawabannya. Untuk ikannya sendiri yang jadi andalan ikan gabus, ikan tengiri dan ikan parang-parang. Namun menurut warga Palembang yang paling enak ikan belido, hanya saja ikan jni mulai langka, jadi jarang dipakai dan menjadi salah satu icon kota Palembang khususnya dalam hal kuliner.Â

Provinsiku Istimewa: Merantau ke Sumatera Selatan
Pempek dengan beberapa varian | rembulanku.multiply.com
Selain identik dengan pempeknya, provinsi ini juga kaya dengan kuliner khas yang tak jauh dari bahan utama ikan, sebut saja pindang patin, pepes patin tempoyak, gulai kepala ikan, pindang tulang (dari sapi bagian rusuk) dan masih banyak lagi. Kalau saya sudah jelas pindang tulang, karena olahan ikan lainnya tak sejalan dengan lidah saya orang Jawa.

Sebagai masyarakat pendatang di provinsi ini, tak lengkap rasanya kalau belum menginjakkan kaki ke salah satu tempat terkenal yang menjadi maskotnya provinsi Sumatera Selatan dan menyusuri salah satu sungai terpanjang di Indonesia. Mana lagi kalau bulan sungai Musi dan berfoto di jembatan megah Ampera.

Saya sangat kagum melihat sungai yang begitu besar dan panjang, juga jembatan yang panjangnya kurang lebih satu kilometer melintas di atas sungai Musi menghubungkan daerah Ulu dan Ilir.Â

Dulu, sungai Musi menjadi jalur utama perdagangan, hingga sekarang pun masih sebagai sarana transportasi air. Bukan hanya perahu-perahu kecil untuk wisatawan atau penumpang ke kota lain, tapi juga kapal-kapal tongkang yang memuat hasil tambang seperti pasir dan batubara.Â

VIDEO PILIHAN