Tekan Covid-19, Pemkot Surabaya Siap Terapkan PPKM Kota dan Mikro

Tekan Covid-19, Pemkot Surabaya Siap Terapkan PPKM Kota dan Mikro

Terbaiknews - BUKA SEMENTARA: Polisi bersama petugas dishub membuka Jalan Mayjen Sungkono yang merupakan kawasan physical distancing. Penutupan jalan akan terus dievaluasi. (Riana Setiawan/Jawa Pos)

– Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) belum efektif menekan persebaran virus korona jenis baru. Pemerintah akhirnya mengambil keputusan dengan mengubah teknis pembatasan itu. PPKM skala mikro diberlakukan. Pemkot siap menjalankan kebijakan tersebut.

Diperkirakan, kebijakan anyar itu berjalan selepas PPKM rampung. Tepatnya dimulai Selasa (9/2). Wilayah yang semula menerapkan PPKM wajib menjalankan PPKM skala kecil tersebut.

PPKM mikro berbeda dengan PPKM sebelumnya. Pembatasan dilakukan mulai tingkat yang paling bawah. Yakni, RT/RW serta desa dan kelurahan. Pergerakan dan aktivitas warga dipelototi.

Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Irvan Widyanto menuturkan, pemkot siap menerapkan aturan tersebut. Sebab, pembatasan skala mikro itu sejatinya sudah diterapkan. ’’Kami memiliki Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo yang berdiri di seluruh RW,’’ jelasnya.

Total, Surabaya memiliki 1.298 kampung tangguh. Tersebar di 1.360 RW. Ada beragam tugas kampung tangguh. Mulai melakukan penyemprotan disinfektan, memelototi penerapan prokes, hingga memberla_kukan asesmen pada kegiatan hajatan warga.

Akhir tahun lalu, pemkot memberikan bantuan kepada kampung tangguh lewat dana stimulan. Besarnya Rp 5 juta. Anggaran itu digunakan untuk biaya operasional kampung tangguh.

Pada penerapan PPKM mikro, peran kampung tangguh bakal dioptimalkan. Kegiatan harus berjalan untuk menekan laju persebaran Covid-19. Menurut Irvan, pihaknya memiliki PR. Yaitu, menghidupkan kembali kampung tangguh yang mati suri. Sebab, dari 1.298 kampung tangguh, yang aktif berkisar 650 kampung tangguh. Hal itu terlihat dari wilayah yang mendapatkan pencarian dana stimulan. ’’Akan kami hidupkan lagi. Satgas terus melakukan sosialisasi,’’ ucapnya.

Dalam penerapan PPKM skala mikro itu, satgas akan mendata seluruh wilayah. Tujuannya, memetakan kawasan berdasar zona. Mulai zona hijau, kuning, oranye, hingga merah. Juga menentukan skenario pengendalian.

Pada zona hijau (tidak ada kasus Covid-19), satgas kampung tangguh memiliki tugas memantau seluruh kasus korona. Untuk zona kuning (ditemukan 1 rumah hingga 5 rumah warga positif Covid-19), ada tiga langkah yang dilakukan. Yaitu, melacak suspect, melacak kontak erat, serta isolasi mandiri bagi warga yang positif dan kontak erat.

Pada zona oranye, ada 6 hingga 10 rumah warga yang terpapar korona. Langkah yang dilakukan adalah dengan menemukan suspect, melacak kontak erat, melakukan isolasi bagi warga dan kontak erat, serta menutup tempat ibadah, tempat bermain anak, serta tempat umum lainnya.

Untuk wilayah yang masuk zona merah, satgas kampung tangguh harus bekerja ekstrakeras. Selain tiga kegiatan di zona hijau, kuning, dan oranye, ada dua tambahan. Yaitu, melarang kerumunan warga lebih dari tiga orang, membatasi keluar-masuk wilayah RT maksimal hingga pukul 20.00, serta meniadakan kegiatan sosial.

Bukan hanya PPKM skala mikro yang bakal diterapkan. Pemkot juga menggelar satu pembatasan lain. Yaitu, PPKM skala kota.

Menurut Irvan, keduanya bakal berjalan beriringan. PPKM skala mikro memelototi kegiatan warga. Sementara itu, PPKM Kota bertujuan mengurangi kerumunan. Menghalau mobilitas warga. ’’Saling melengkapi,’’ ucapnya.

Dari telaah pemerintah, PPKM belum efektif menekan laju korona. Sebab, mobilitas warga tetap tinggi. Di sejumlah daerah, kemacetan kerap terjadi. Artinya, penerapan work from home (WFH) 75 persen tidak berjalan.

Pemkot mengambil langkah penutupan tiga ruas jalan. Yaitu, Jalan Raya Darmo dan Tunjungan. Dua akses itu dibatasi. Senin–Kamis pukul 22.00–05.00. Jumat–Sabtu pukul 20.00–08.00.

Satu ruas jalan lain yang ditutup adalah Jalan Mayjen Sungkono. Physical distancing dimulai Jumat–Sabtu, pukul 22.00–08.00. Upaya lainnya adalah penutupan empat lokasi. Yaitu, Pasar Pagi Tugu Pahlawan, PKL di Masjid Al Akbar, Pasar Kodam V/Brawijaya, serta Jembatan Suroboyo. ’’Karena memicu kerumunan,” terangnya.

Sementara itu, Plt Wali Kota Whisnu Sakti Buana menjelaskan, PPKM skala mikro membutuhkan peran serta kampung tangguh. Pasalnya, pemkot tidak bisa melakukan pengawasan hingga RT/RW. ’’Satgas kampung tangguh yang bisa melalukan pemantauan,’’ jelasnya.

Nah, untuk menggiatkan peran warga, dibutuhkan dana stimulan. Pemkot berencana kembali memberikan dana stimulan. Namun, kini masih ada kendala SIPD. WS, sapaan akrab Whisnu Sakti Buana, menjelaskan bahwa jalan keluar SIPD sudah dirancang. Yakni, dengan pendampingan dari BPK. ’’Sehingga anggaran di APBD bisa dicairkan. Dana kampung tangguh bisa segera disalurkan,’’ ucapnya.

Mayjen Sungkono Ditutup, Jalan Kampung Jadi Macet

Pekan lalu Pemerintah Kota Surabaya menetapkan Jalan Adityawarman hingga Mayjen Sungkono sebagai kawasan physical distancing. Selama dua hari, Jumat (5/2) dan Sabtu (6/2), jalur sepanjang 3 kilometer ditutup sementara.

Namun, pada hari kedua (6/2), ada yang berbeda. Jalan dibuka lebih cepat dua jam dari hari pertama. Minggu (7/2) pukul 06.00, road barrier di depan Kantor KPU Jalan Adityawarman dibuka. Seharusnya jalan dibuka pukul 08.00. ’’Kami sudah buka lebih awal sekitar pukul 06.00, kendaraan bisa lewat Mayjen Sungkono atau Adityawarman,” terang Kanitlantas Polrestabes Surabaya AKBP Teddy Chandra kemarin.

Pada hari pertama (5/2), petugas menutup jalan dengan road barrier mulai pukul 22.00 hingga Sabtu (6/2) pukul 08.00. Teddy mengungkapkan, pihaknya telah mengkaji dengan cepat dari berbagai aspek. Sebelumnya, lanjut dia, pihaknya menerapkan kebijakan penutupan jalan.

Pada Sabtu pagi, laman media sosial diramaikan dengan foto yang menampilkan warga melintasi jalan tikus saat kawasan Mayjen Sungkono belum dibuka. Jalan-jalan yang dilintasi, antara lain, Dukuh Kupang Barat, Dukuh Pakis, hingga belakang Universitas Juang 45. Lalu lintas di gang-gang sempit permukiman macet.

Teddy menerangkan, penutupan jalan menjadi salah satu upaya polrestabes dan pemerintah kota (pemkot) untuk menekan angka persebaran Covid-19. Dia menyatakan, ruang gerak masyarakat memang perlu dibatasi. Pemberlakuan jam juga ditentukan.

Kemasukan Saham Siluman, Modal Rp 6,5 Miliar Hanya Tersisa Rp 1,7 M

Setelah foto masyarakat berusaha mencari jalan tikus viral, Teddy meminta kepada personelnya untuk meningkatkan patroli. Lantas, apakah penutupan kembali diberlakukan di kawasan Mayjen Sungkono pekan depan? ’’Lihat bagaimana ke depan. Apa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM, Red) Jawa-Bali masih diberlakukan,” terangnya.

GM Ciputra World Surabaya Fransiska Lingga berharap kebijakan tersebut tak lagi diperpanjang. Lalu lintas di sekitar Mayjen Sungkono malah padat dan berdesakan. ”Kan kasihan juga pengendara motor itu. Makin lama di jalan dan berdempetan,” ucap Lingga. Ukuran jalan alternatif memang jauh lebih kecil daripada jalan protokol Mayjen Sungkono.

DUA PPKM SATU WAKTU

– PPKM skala kota diberlakukan dengan penutupan ruas jalan dan tempat. Tujuannya, membatasi mobilitas warga dan kerumunan.

– Pemkot menerapkan PPKM skala mikro.

– Pembatasan dimulai di tingkat paling bawah, yaitu RT dan RW.

– PPKM skala mikro mengedepankan peran kampung tangguh.

Setiap Zona Memiliki Tugas Berbeda:

– Zona hijau, satgas kampung tangguh menjaga kondisi.

– Zona kuning, satgas bertugas melacak suspect dan kontak erat serta menggelar isolasi.

– Zona oranye, selain melacak kontak erat dan suspect, satgas menutup tempat ibadah dan tempat bermain anak.

– Zona merah, satgas mengawasi keluar masuk warga, melarang kerumunan, serta melarang kegiatan sosial.

Saksikan video menarik berikut ini: