Pasien COVID-19 Terus Bertambah, RS Jawa Bali Alami Gejala Kolaps

Pasien COVID-19 Terus Bertambah, RS Jawa Bali Alami Gejala Kolaps

Terbaiknews - JakartaIDN Times - Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menilairumah sakit di Jawa...

Jakarta, IDN Times - Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menilai, rumah sakit di Jawa dan Bali sudah mulai mengalami gejala kolaps atau collapsesyndrome di tengah penularan kasus COVID-19 yang terus meluas.

Sekjen PERSI Lia G. Partakusuma mengatakan, hampir semua rumah sakit di Jawa dan Bali tingkat okupansi atau keterisian tempat tidur di atas 60 persen.

"Jawa, Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) sampai Bali juga sudah mulai tanda-tanda collapsesyndrome, artinya (keterisian pasien) lebih dari 60 persen, saya berharap ada penurunan. Kalau naik terus kita agak sedikit khawatir," ujar Lia saat dihubungi IDN Times, Rabu (3/2/2021).

1. Penambahan tempat tidur tidak secepat lonjakan pasien COVID-19

Pasien COVID-19 Terus Bertambah, RS Jawa Bali Alami Gejala KolapsIlustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Lia mengatakan, rumah sakit sebenarnya sudah mengikuti seruan Menteri Kesehatan untuk menambah kapasitas tempat tidur bagi pasien COVID-19, namun kondisi tersebut tidak sesuai dengan lonjakan pasien COVID-19 setiap hari.

"Rumah sakit harus mengikuti (surat edaran Menkes) untuk menambah, tapi mungkin gak banyak, namun ada juga yang sudah menambah 60 persen bed untuk pasien COVID-19, namun tidak secepat dengan penambahan pasien COVID-19 yang jumlahnya lebih dari persediaan," paparnya.

2. Penambahan tempat tidur harus diikuti penambahan tenaga kesehatan

Pasien COVID-19 Terus Bertambah, RS Jawa Bali Alami Gejala KolapsPerawat ICU RSPP Modular Simprug, Novi Citra Lenggana. Dok. Humas RSPP

Lia juga mengungkapkan, tidak hanya masalah ruang isolasi dan ICU namun penambahan tempat tidur seharusnya diikuti dengan penambahan tenaga kesehatan yang mumpuni.

"Tidak semua SDM bisa menyesuaikan dengan ruangan terisolasi dan mampu bekerja di ICU, itu yang kita juga lagi proses penambahan," paparnya.

3. Sebanyak 80 persen penghuni rumah sakit merupakan pasien COVID-19 gejala berat

Pasien COVID-19 Terus Bertambah, RS Jawa Bali Alami Gejala KolapsIlustrasi ruang isolasi pasien COVID-19. ANTARA FOTO/Jojon

Lia menyampaikan, saat ini 80 persen pasien yang dirawat di ICU rumah sakit merupakan penderita COVID-19 dengan gejala berat, sedangkan pasien dengan gejala ringan yang dirawat sekitar 20 persen.

"Kami berharap kasus covid turun, sebab kami khawatir jika pasien tidak mendapatkan pelayanan sebagaimana kebutuhan pasiennya," ucap dia.

4. Kementerian Kesehatan izinkan seluruh rumah sakit buka pelayanan pasien COVID-19

Pasien COVID-19 Terus Bertambah, RS Jawa Bali Alami Gejala KolapsIDN Times/Galih Persiana

Guna mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19, Kementerian Kesehatan RI mengizinkan seluruh rumah sakit membuka pelayanan pasien COVID-19.

“Pemerintah memberikan kesempatan atau mengizinkan semua rumah sakit Indonesia termasuk rumah sakit swasta, untuk memberikan layanan pasien COVID-19 asalkan mereka mengikuti SOP kita, tata laksana juga mempunyai fasilitas,” ujar Dirjen Pelayanan Kesehatan Abdul Kadir, dikutip dari laman kemkes.go.id.

Sampai saat ini sudah tercatat 1.600 rumah sakit yang melaksanakan layanan COVID-19. Kemenkes juga meminta rumah sakit untuk menambah ketersediaan tempat tidur antara 30 sampai 40 persen.

"Ada beberapa rumah sakit di sejumlah kota atau provinsi yang jumlah keterpakaian tempat tidurnya berada di posisi 80 persen seperti Jakarta, demikian pula dengan Yogyakarta dan Jawa Barat," paparnya.

Untuk daerah yang berada di zona kuning dianjurkan oleh Menteri Kesehatan untuk semua rumah sakit melakukan konversi tempat tidur sebanyak 30 persen dan menambah ruang isolasi sebanyak 20 persen. Sementara untuk zona hijau diperlukan konversi tempat tidur 20 persen dan menambah ruang ICU sekitar 15 persen.

“Penambahan tempat tidur ini tentunya tidak bersifat permanen, cuma dilakukan dalam waktu yang sangat kritis seperti sekarang ini. Oleh karena itu, kita lakukan dalam rangka menangani penaikan COVID-19,” imbuh Kadir.