Mesin Sriwijaya Air SJ 182 Masih Hidup Sebelum Tabrak Air!

Mesin Sriwijaya Air SJ 182 Masih Hidup Sebelum Tabrak Air!

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia - Hasil sementara investigasi kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182...

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil sementara investigasi kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 Jakarta-PontianakÂperlahan mulai terungkap. Beberapa fakta yang dibeberkan oleh Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto dalam rapat dengar pendapat Komisi V DPR RI, Rabu (3/2/2021).

"Kami akan sampaikan perkembangan investigasi. Sampai saat ini masih berlanjut. Untuk pertanyaan yang lebih teknis kita sampaikan tertulis," katanya.

Adapun proses investigasi yang dilakukan adalah Interview kepada pihak terkait seperti ATC, Teknisi, pilot petugas yang memberangkatkan penerbangan dispatcher, pengumpulan dan analisis data pemantauan penerbangan (radar dan ADS- B, pengumpulan puing pesawat.


Serta, pengumpulan data perawatan pesawat, pelatihan awak pesawat, meteorologi, pengunduhan data dan analisis awal flight data recorder.

Ini Beberapa Fakta Hasil Investigasi Boeing 737 500:

- Pesawat Boeing Sriwijaya SJ 182 melakukan perjalan pada 9 Januari dengan tipe pesawat Boeing 737 500 take off 14.36. terdapat 56 penumpang dan 2 pilot dan 4 kru pesawat yang bertugas semua dinyatakan meninggal.

- Sesuai dengan ketentuan ICAO Annex 13 maka dalam investigasi KNKT terdapat partisipasi dari Amerika Serikat yaitu NTSB, FAA, Boeing, dan General Electric.

- Mengacu pada kerja sama ASEAN dalam investigasi KNKT juga terdapat partisipasi dari Transportation Safety Investigation Board (TSIB) Singapura.

- Temuan awal data ADS-B (Automatic Dependent Surveillance Broadcast) merupakan sistem pemantauan penerbangan dimana pesawat akan memancarkan data yang diterima oleh alat penerima di darat.

- Data ADS-B yang terakhir dipancarkan oleh pesawat pukul 14.40 WIB menunjukkan pesawat berada di ketinggian 250 kaki.

- Terekamnya data sampai dengan 250 kaki mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data, kondisi tersebut menunjukkan bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air.

- Dari temuan turbin pesawat sisa kecelakaan ada konsistensi mesin hidup sebelum membentur air.

- Aircraft maintenance log tidak ditemukan catatan adanya kerusakan pesawat pada penerbangan di tanggal 9 Januari 2021.

- Pada saat ini juga meneliti autothrottle pesawat mendapatkan 13 parameter dari sistem yang lain. Saat ini belum bisa berikan kesimpulan, KNKT akan menunggu hasil dari CVR dan beberapa komponen yang dikirim ke Amerika dan Inggris untuk diperiksa.

- Proses investigasi selanjutnya, KNKT akan dibantu Basarnas dan Dirjen Perhubungan Angkasa Pura dan masyarakat Kepulauan Seribu.

- Proses investigasi lanjutan saat ini akan menyelidiki Autothrottle computer, Auto throttle actuator assembly

- Ground proximity warning system (GPWS) sudah di temukan memory-nya dari wreckage. Ada kemungkinan untuk bisa mengunduh beberapa data penerbangan terkait masalah penerbangan tersebut.

- Selain itu KNKT juga akan memeriksa flight control computer, interview dengan manajemen Sriwijaya Air, dan melakukan simulasi kecelakaan menggunakan flight simulator.

Analisis data dari Flight Radar yang Sempat Viral Salah

Menurut Soerjanto dari data dan analisis yang sempat viral dari Flight Radar 24 tidak benar. Dari data Flight Data Recorder yang ditemukan KNKT menunjukkan bahwa sejak ketinggian berkurang, kecepatan pesawat malah bertambah. Sedangkan kecepatan 115 knots di data Flightradar24 merupakan groundspeed.

"Hal ini tidak benar, dari data FDR menunjukkan bahwa sejak ketinggian berkurang, kecepatan pesawat bertambah. Sedangkan kecepatan 115 knots di data flightradar24 merupakan ground speed, Kami mau tunjukan dua berita di media sosial itu tidak tepat," katanya.

Adapun analisis dari flightradar24 adalah pada kecepatan 5.400 kaki jam 07.40.20, kecepatan pesawat itu 115 knots, pada kecepatan ini Boeing sudah stall secara begitu juga secara teori. Jadi ini stall di jam 7.40.20 by flight radar di ketinggian 5.400 kaki. (dilihat 12 ribu orang)

Analisis kedua, berdasarkan ground speed 115 knots, ini indikasi kuat bahwa pesawat terkena full stall dan akan sulit di recover dengan ketinggian segini. (dilihat 8 juta orang).


[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)