Ini Penjelasan LAPAN Soal Misteri Dentuman Keras di 3 Daerah

Ini Penjelasan LAPAN Soal Misteri Dentuman Keras di 3 Daerah

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia - Beberapa pekan terakhir masyarakat melaporkan adanya suara dentuman keras...

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa pekan terakhir masyarakat melaporkan adanya suara dentuman keras yang muncul di sejumlah daerah, yakni di Buleleng, Bali, Lampung, dan Malang, Jawa Timur.

Tim Reaksi Analisis Kebencanaan (TREAK) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan, fenomena tersebut terjadi karena adanya benda ilmiah yang masuk atmosfer. Dentuman tersebut bisa juga muncul akibat adanya lapisan inversi di atmosfer.

LAPAN menjelaskan, lapisan inversi adalah lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin. Pada kondisi normal, suhu atmosfer turun bersama ketinggian, sehingga lapisan atmosfer yang dingin berada di atas lapisan atmosfer yang hangat. Namun pada lapisan inversi terjadi sebaliknya, di mana lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin, karena itu disebut inversi atau terbalik.


Lapisan inversi biasa terjadi pada malam dan dini hari, karena udara di dekat permukaan mendingin (pendinginan radiatif), sementara udara di atasnya tetap hangat. Lapisan inversi juga dapat terjadi karena aliran udara hangat/dingin (adveksi) dan bertemunya udara hangat/dingin (front). Lapisan inversi merupakan sesuatu yang biasa dan normal terjadi dalam dinamika atmosfer.

"Inversi dapat terjadi di dekat permukaan hingga lapisan batas sampai dengan 5 km, bahkan terjadi pada ketinggian sekitar 17 km (tropopause), dan luasnya bervariasi dari skala lokal hingga regional," tulis Tim Reaksi Analisis Kebencanaan LAPAN, dalam siaran pers, Minggu (7/2/2021).

Menurut LAPAN, lapisan inversi dapat menahan pengangkatan udara ke atas (konveksi) sehingga dapat mengakibatkan terkumpulnya energi di dekat permukaan dan dilepaskan dalam bentuk thunderstorm yang kuat.

"Lapisan inversi juga dapat menyebabkan cuaca yang berkabut dan menahan polutan berada di dekat permukaan. Lapisan inversi dapat menyebabkan suara dipantulkan atau dibelokkan sampai ke tempat yang lebih jauh," urai LAPAN.

Sementara itu, terkait suara yang dipantulkan lapisan inversi, mungkinkah dapat memecahkan kaca? Sejauh ini, menurut LAPAN, belum ada bukti untuk itu.

Keberadaan lapisan inversi perlu dibuktikan dengan data, misalnya dari pengukuran radiosonde, alat pengukur profil vertikal atmosfer yang diterbangkan balon atau alat lainnya. Energi suara yang merambat akan mengalami pelemahan yang cepat bersama jarak, apalagi jika mengalami pemantulan, di mana sebagian besar energi akan diserap atau diteruskan.

"Untuk memecahkan kaca diperlukan energi suara yang cukup kuat, shock, blast, atau proses resonansi dengan frekuensi yang tepat," pungkas LAPAN.


[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)