Densus 88 Dalami Keterlibatan Munarman dengan Kegiatan Terorisme

Densus 88 Dalami Keterlibatan Munarman dengan Kegiatan Terorisme

Terbaiknews - JakartaIDN Times - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono...

Jakarta, IDN Times - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror masih mendalami dugaan keterlibatan mantan sekretaris umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman dalam keterlibatan FPI dengan aksi terorisme.

“Ada atau tidaknya tindak pidana kita masih menunggu proses yang dilakukan. Densus 88 Antiteror masih mendalami perkara tersebut,” kata Rusdi di Mabes Polri, Senin (8/2/2021).

Nama Munarman terseret dalam kesaksian simpatisan FPI Ahmad Aulia, salah satu tersangka teroris di Makasar yang berbaiat kepada ISIS. Ahmad menyebut, Munarman berperan memimpin baiat.

1. FPI Sulsel bantah keterlibatan FPI dengan ISIS

Densus 88 Dalami Keterlibatan Munarman dengan Kegiatan TerorismeIlustrasi massa FPI (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)

Sementara itu, mantan sekretaris FPI Sulawesi Selatan Agus Salim Syam membantah kesaksian simpatisan FPI Ahmad Aulia.

“Membantah dengan keras pernyataan saudara AA yang menyatakan pernah terjadi baiat dukungan kepada ISIS,” kata Agus lewat pernyataan tertulisnya yang disampaikan mantan sekretaris umum FPI, Munarman, kepada IDN Times, Jumat (5/2/2021).

Dalam keterangan itu, Agus menuturkan, Munarman hadir di acara tersebut sebagai narasumber, tidak ada kaitannya dengan peristiwa pembaiatan setia kepada ISIS yang saat itu berlangsung.

“Munarman datang dari Jakarta sebagai narasumber yang diundang. Tidak ada kaitannya dengan ISIS,” ujar Agus.

Saat itu, kata Agus, Munarman hanya mengisi pembahasan soal kondisi global. Agus memastikan Munarman sama sekali tidak menyinggung masalah ISIS.

Sebelumnya, kepada IDN Times Munarman juga mengaku tak kenal terduga teroris berinisial AA (30) yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Polri di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Enggak kenal saya. Tapi, suka-suka mereka sajalah mem-framing (persepsi)," ujar Munarman melalui pesan pendek, Jumat (5/2/2021)

2. Polisi sebut 19 teroris di Sulsel merupakan anggota FPI

Densus 88 Dalami Keterlibatan Munarman dengan Kegiatan TerorismeIlustrasi Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, Densus 88 memboyong 19 teroris kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dari Makassar ke Jakarta. Rusdi mengatakan, 19 tersangka teroris itu merupakan anggota FPI.

“Semua terlibat atau menjadi anggota FPI di Makassar. Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar,” kata Rusdi dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta.

Rusdi menjelaskan, kelompok ini memiliki rencana kegiatan yang akan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Karena kelompok ini memiliki mental untuk melakukan bom bunuh diri,” ujarnya.

3. Satu keluarga terlibat dalam aksi terorisme

Densus 88 Dalami Keterlibatan Munarman dengan Kegiatan TerorismeIlustrasi Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Salah satu dari 19 tersangka teroris kelompok Makassar ini merupakan anak pasangan suami istri Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani. Mereka adalah pelaku bom bunuh diri di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan.

“Keduanya memiliki lima anak, satu anak ditahan di Filipina karena aksi terorisme keluarga Abu Sayyaf di Filipina, satu di Suriah, satu tertangkap di Makassar,” kata Rusdi.

Selain itu, pasangan ini punya menantu bernama Andi Baso yang terlibat kasus pengeboman I Gereja Samarinda pada 2016. “Artinya dari keluarga ini ada bapak, ibu, anak dan menantu terlibat terorisme,” ujar Rusdi.

4. Polisi dalami aliran dana 92 rekening FPI terkait kegiatan terorisme

Densus 88 Dalami Keterlibatan Munarman dengan Kegiatan TerorismeKaro Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono (Dok. Humas Polri)

Bareskrim Polri saat ini masih melaksanakan gelar perkara bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, mengenai hasil analisis PPATK terhadap 92 rekening FPI dan pihak yang berafiliasi dengan FPI.

Dari hasil sementara gelar perkara tersebut, polisi mengungkap fakta adanya dugaan aliran dana dari FPI ke gerakan terorisme. Sebanyak 92 rekening yang diperiksa PPATK merupakan milik pengurus FPI pusat, pengurus daerah, dan beberapa individu yang terkait dengan kegiatan FPI.

“Dari 92 rekening ini terdapat di 18 bank yang ada di Indonesia. Tentunya hasil analisis PPATK menjadi masukan dari Bareskrim Polri dan tentunya Bareskrim akan tindak lanjuti ada atau tidaknya tindak pidana yang berhubungan dengan aliran dana yang ada pada organisasi FPI,” kata Rusdi di Kantor Humas Polri, Jakarta, Selasa (2/2/2021).

Mengenai pelibatan Densus 88, Rusdi mengatakan, Polri akan mendalami dugaan aliran dana ke terorisme. Meski masih dugaan, Polri akan mendalami segala kemungkinan.

“Mengapa dilibatkan? Polri ingin melihat segala kemungkinan yang dikaitkan dengan transaksi dari rekening organisasi FPI,” ujarnya.