Cuaca Ekstrem Akibatkan Banjir di 11 Kabupaten di Kalimantan Selatan

Cuaca Ekstrem Akibatkan Banjir di 11 Kabupaten di Kalimantan Selatan

Terbaiknews - SETELAH HUJAN: Banjir menggenangi jalanpermukimansekolahdan fasilitas umum lain di Kota BanjarmasinKalimantan Selatan. (Firman/Antara)

– Tingginya intensitas hujan menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel). Hingga kini, banjir di Kalimantan Selatan masih menggenangi lima dari 11 kabupaten/kota terdampak.

Berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), genangan masih terpantau pada ketinggian 10 hingga 30 cm di beberapa kabupaten, seperti Hulu Sungai Tengah, Banjar, Hulu Sungai Selatan dan Tanah Laut.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrim terjadi merata di Kalimantan Selatan pada periode 8-14 Januari 2021.

’’Peringatan dini tersebut didiseminasikan melalui website, mobile application Info BMKG, media sosial, serta whatsapp group atau telegram ke BPBD dan user setempat,” Prakirawan BMKG, Kiki, dalam keterangannya, Rabu (3/2).

Melihat produk identifikasi dampak berdasarkan prakiraan atau impact based forecast pada 11–12 Januari 2021, wilayah Kalsel termasuk salah satu kawasan pada status ‘Waspada,’ demikian juga pada 12–13 Januari 2021.

Oleh sebab itu, Kiki menuturkan banjir di Kalsel pada 12 Januari 2021 dipicu oleh hujan dengan intensitas ringan hingga ekstrem. Kondisi ini terjadi sejak 10 Januari 2021 di beberapa wilayah Kalsel.

’’Kondisi atmosfer secara global, regional dan lokal di sekitar wilayah Kalimantan Selatan pada sebelum dan saat kejadian banjir sangat mendukung untuk pertumbuhan awan hujan,’’ bebernya.

Banjir pada awal tahun 2021 itu mengakibatkan puluhan ribu warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pantauan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat, adanya perubahan penutupan lahan dari hutan kering ke perkebunan.

Sementara itu, pakar ekonomi penilaian informasi iklim dari Departemen Geofisika dan Meteorologi Institut Pertanian Bogor (IPB) Perdinan menyampaikan, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, yakni lokasi, durasi dan luasan. Hal ini menjadi penting karena berimplikasi pada dampak yang ditimbulkan.

’’Intervensi sains dan teknologi untuk penanggulangan bencana merupakan hal yang penting dan ke depan perlu penelitian terkait kontribusi faktor terhadap banjir di suatu wilayah,’’ urai Perdinan.

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengungkapkan, BPBD Provinsi Kalimantan Selatan melakukan berbagai upaya penanganan darurat. Menurutnya, lebih dari 1.600 personel gabungan, terlibat dalam upaya penanganan darurat, seperti penyelamatan dan evakuasi, distribusi bantuan, pelayanan kesehatan dan dapur umur. ’’Berdasarkan data terkini per 2 Februari 2021, pukul 09.00 Wita, BPBD Provinsi Kalsel mencatat 11 wilayah administrasi di tingkat kabupaten dan kota terdampak banjir. Warga yang masih mengungsi berjumlah 28.379 jiwa. Sedangkan korban jiwa, BPBD mencatat 24 warga meninggal dunia dan 3 hilang,’’ ucap Raditya.

Selain itu, BPBD juga mendirikan pos komand untuk menerapkan protokol kesehatan dan screening Covid-19 di tempat pengungsian. Pemerintah provinsi pun memperpanjang status tanggap darurat bencana selama 7 hari, terhitung 28 Januari hingga 3 Februari 2021.

Memasuki Februari 2021, masyarakat Kalimantan Selatan diimbau untuk waspada dan siaga dalam tiga hari ke depan. BMKG melaporkan prospek cuaca dalam 3 hari ke depan masih berpotensi hujan intensitas ringan hingga sedang, merata di seluruh wilayah.

’’Balai Wilayah Sungai Kalimantan memiliki kegiatan pengendalian banjir yang akan dilakukan pada tahun 2021, di antaranya Bendungan Riam Kiwa dengan manfaat untuk mereduksi banjir di Sungai Martapura, serta Normalisasi Kanal Banjir dan Kolam Regulasi dengan manfaat untuk mereduksi banjir di Sungai Barabai,’’ papar Raditya. (*)

Saksikan video menarik berikut ini: